Teknologi Kamera Smartphone


Dasar Teknologi Kamera Smartphone

Setiap kamera smartphone pasti jenisnya berbeda-beda, namun mereka memiliki beberapa hal yang sama secara umum. Mereka umumnya memiliki lensa, yang memungkinkannya untuk melihat objek. Mereka semuanya juga memiliki sensor, yang akan mengambil apa yang dilihat oleh lensa untuk kemudian diubah menjadi data digital dan mereka semuanya juga memiliki software, yang akan menganalisa datanya dan mengubahnya menjadi file gambar yang bisa kamu edit. Kombinasi dari semua hal inilah yang akan menentukan seberapa baik atau burukkah hasil jepretan gambarmu nantinya. Berikut ini adalah beberapa istilah dalam kamera smartphone yang perlu kamu ketahui :

  • Megapixel
Megapiksel atau yang biasa disingkat dengan MP, merupakan ukuran untuk seberapa banyak kandungan piksel yang terdapat pada gambar kamera yang dihasilkan. Jika 1 MP sama dengan 1000 x 1000  (1.000.000 piksel), maka kamera yang berukuran 20 MP, maka gambarnya akan memiliki 20 juta piksel.
Untuk lebih mudahnya dipahami, semakin besar ukuran pikselnya, maka semakin bagus dan tajam hasil fotonya. Kamu bisa melakukan zoom in atau memotong (cropping) gambar tanpa khawatir fotonya akan menjadi pecah. Meski begitu, masih ada lebih banyak hal yang menentukan kualitas foto dibandingkan dengan sekedar banyaknya piksel belaka, dan itu masih sangat mungkin untuk mendapatkan hasil foto yang lebih bagus dari kamera ponsel sebesar 12 MP dibandingkan dari kamera ponsel 20 MP.

  • Ukuran Sensor

Semakin besar ukuran sensornya, maka semakin luas cakupan yang bisa dilihat kamera dan semakin bagus hasil foto yang dijepret. Karena sensor yang lebih besar berarti mampu mengambil lebih banyak cahaya, menghasilkan warna yang lebih akurat, foto lebih jernih karena lebih sedikit noise serta dynamic range (ratio antara pencahayaan paling terang dengan kegelapan paling gelap) yang lebih luas.
Selain itu, sensor yang lebih besar berfungsi lebih baik pada saat keadaan sedikit cahaya (low light). Ukuran sensor smartphone biasanya sekitar 1/3 inch, namun pada beberapa jenis ponsel, sensornya bisa saja ada yang 1/2.6 inchi, 1/2.5 inchi, 1/2.3 inchi, bahkan ada yang besarnya mencapai 1 inchi seperti yang terdapat pada Panasonic Lumix CM1.

  • CCD dan CMOS

Sensor smartphone biasanya hadir dalam salah satu dari dua bentuk, yakni : CCD (Charge Coupled Device) dan CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Smartphone model jaman dulu biasanya menggunakan sensor CCD, namun sebagian besar smartphone modern keluaran terbaru sudah menggunakan sensor yang lebih kompleks dan hingga saat ini harganya juga lebih mahal, yakni sensor CMOS.
Ada beberapa perbedaan antara sensor yang terdapat dalam berbagai jenis perangkat yang berbeda, maka dari itu sangat penting untuk membaca review tentang kameranya dan memeriksa perbandingan dengan perangkat yang lain untuk menemukan seberapa baguskah kinerja dari sensor kamera sebuah smartphone.

  • Aperture

Aperture atau bukaan lensa adalah lubang/pembukaan kamera yang terletak di bagian paling depan pada kamera. Ukuran aperture menentukan pada seberapa banyak cahaya yang bisa masuk melalui lensa kamera dan menuju sensor. Aperture biasanya digambarkan dengan istilah : f/1.4, f/2.0, f/2.8, f/4, f/11 dan yang lain. Semakin kecil angkanya, maka akan semakin besar aperturenya, dan semakin banyak cahaya yang bisa masuk.
Jadi, jika kamu benar-benar menginginkan kamera yang hebat dalam kondisi minim cahaya (low light) tanpa menggunakan bantuan lampu Flash misalnya, maka carilah smartphone dengan angka aperture yang paling rendah. Angka aperture yang semakin kecil juga mengindikasikan bahwa kamu akan mendapatkan kedalaman efek lapangan (field effect) yang menarik, di mana latar depan akan terlihat jelas tapi latar belakang tampak kabur.

  • ISO dan kecepatan bidik

Aperture merupakan bagian dari tiga hal yang sangat mempengaruhi pada hasil foto, sedangkan dua hal yang lain adalah ISO dan kecepatan bidik atau disebut dengan istilah shutter speed. Shutter speed berfungsi untuk menentukan seberapa lama kamera bisa mempertahankan agar lensa tetap terbuka untuk mengambil sebuah gambar, dan ISO untuk menentukan seberapa sensitif kameramu untuk cahaya yang tersedia. Banyak aplikasi kamera yang bisa memungkinkanmu untuk menyesuaikan kedua hal ini.
Semakin besar angka ISO nya, maka kameramu akan semakin sensitif terhadap cahaya. Jadi misalnya saja, jika kamu memotret dengan angka ISO 100,  maka kamera membutuhkan waktu satu detik untuk menangkap objek gambar, sementara jika memotret dengan ISO 800, maka hanya butuh sekitar 0.125 detik. Meski begitu, tambahan sensitivitas ini juga ada bayarannya, yakni munculnya banyak noise. Jika kamu memotretd dengan jumlah ISO yang sangat tinggi, maka kamu akan melihat banyak noise, sehingga mengakibatkan gambarnya seperti berpasir. Berbagai jenis kamera mengatasi masalah noise ini dengan beberapa cara, namun ada satu acuannya jika dengan menggunakan ISO besar, noise nya tidak bisa terelakkan lagi, maka sebaiknya gunakan jumlah ISO yang serendah mungkin.
Hal lain yang bisa kamu ubah adalah kecepatan bidik. Semakin lama shutter kameramu terbuka, maka semakin banyak cahaya yang akan ditangkap, namun hal itu juga bisa membuat kameramu lebih rentan terhadap getaran dan gerakan yang kabur. Jadi, jika ingin memotret sebuah aksi, maka gunakan kecepatan bidik atau rana yang cepat; untuk pemotretan dalam cahaya rendah atau mencoba untuk mengambil gambar dari petir atau kembang api, maka coba kecepatan rana yang lama untuk menghasilkan hasil foto yang terbaik.

  • Image Stabilization (stabilisasi gambar)

Ada dua jenis dari Image Stabilization, yakni stabilisasi gambar digital (digital image stabilization), yang menggunakan perangkat lunak untuk mengimbangi sedikit getar dan menjaga foto tersebut agar stabil, dan optical image stabilization, yang menggunakan cara mekanis untuk menjaga lensa tetap stabil.
Optical Image Stabilization biasanya lebih baik daripada digital stabilization, terutama saat dalam kondisi minim cahaya karena labih bisa meredam munculnya blur saat kamera terus goyang (tidak satbil).

  • HD dan 4K

Tentu kamu sering mendengar kamera ponsel yang memiliki kualitas HD atau 4K. HD dan 4K merupakan ukuran resolusi kamera, seperti halnya mega piksel, namun keduanya digunakan untuk menggambarkan hasil rekaman video. HD yang merupakan singkatan dari High Definition berarti memiliki resolusi 1.920 x 1.080 piksel, sedangkan 4K atau juga disebut dengan UltraHD jumlahnya dua kali lipat dari itu, yakni 3.840 x 2. 160 piksel.
Keuntungan utama dari kamera beresolusi 4K adalah bahwa kamu bisa melakukan zoom in secara dramatis dengan resolusi 4K, dan kamu pun masih bisa menggunakan rekaman kualitas HD, sehingga membuat opsi kreasimu masih tetap terbuka. Kelemahan dari rekaman 4K, proses merekamnya membutuhkan ruang memori dua kali lipat lebih besar dibanding dengan HD, jadi bukan pilihan bagus bagi ponsel dengan kapasits memori yang terbatas.

  • Format RAW

Sebagian besar foto hasil kamera smartphone disimpan dalam format JPEG, namun beberapa smartphone high end juga bisa merekam dalam format RAW. RAW adalah pilihan yang lebih baik bagi fotografer profesional karena hanya merekam apa yang sensor kamera lihat. Sedangkan gambar JPEG dioptimasi dan dikompres untuk menghemat ruang. Selain itu, RAW juga bisa memahami lebih banyak tingkat kecerahan, dan akan lebih mudah untuk memperbaiki foto dalam format RAW dibanding dengan JPEG.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah dan Perkembangan Monitor Dari Masa ke Masa

INFORMASI

Litersi TIK